Monday, June 23, 2008

Arti Cinta

Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku beLajar mencintaiMu
Lembar demi lembar kitab ku pelajari
Untai demi untai kata para ustadz kuresapiTentang cinta para nabiTentang kasih para sahabat
Tentang mahabbah para sufi
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan
Tapi Rabbii,
Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu
Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu
Allahu Rahiim, Ilaahi Rabii
Perkenankanlah aku mencintaiMu,
Semampuku
Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii
Perkenankanlah aku mencintaiMu
Sebisaku
Dengan segala kelemahanku
Ilaahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al musthafa
Karena itu izinkan aku mencintaiMu
Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku

Rabii,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya Atau layaknya Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dienMu. Izinkan aku mencintaiMu, melalui seratus-dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan, pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan. Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan

Ilaahi, aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang shabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya. Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia

Ya rabbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu. Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rekaat lailku. Dalam satu sua sunnah nafilahku. Dalam desah nafas kepasrahan tidurku
Yaa, Maha Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah, yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku. Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku
Yaa, Rahiim
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu
Seandainya para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu. Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbananku untuk dakwahMu. Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru
Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya, bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,, Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya. Izinkanlah aku mencintaiMu dengan mencintai kelaurgaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semestaAllaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi RabbiiPerkenankanlah aku mencintaiMu semampuku
Agar cinta itu mengalun dalam jiwaAgar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku

3 comments:

Anonymous said...

luar biasa puisinya untaian kata yang diungkap dan diderai satu persatu membuat silih berganti setiap kata terbaca lirih hati jadinya sunggu menyentuh izin untuk kopi paste dan saya cantumkan nama anda

ellias end said...

mantapp...ijin copass gan...:D

PIK online said...

Subhanallah setiap pilihan kata nya sungguh mencerminkan kerendahan hati yang nyata. Sangat luar biasa menyentuh sekali. Terimakasih Om. Puisi yang bagus seperti ini layak untuk disiarkan luas sebagai bentuk dakwah. Ijin copas lalu ijin sebarkan.